Seorang Wanita yang senantiasa memperhatikan dan
melaksanakan segala perintah maupun larangan Allah SWT adalah
wanita-wanita-wanita shalehah, dengan rajin membuka kitab-Nya
(Al-Qur`an),membaca isinya,mencermati artinya kemudian memahami maknanya,tentu
mengeta hui adanya perintah,larangan,peringatan,janji serta paha la didalamnya.
Untuk memahami isi kandungan Al-Qur`an,memang me
merlukan waktu yang tidak sebentar,jika ingin benar-be nar memahami kehendak
Al-Qur`an itu sendiri.Sehingga dengan demikian,seringkali wanita hanya membaca
ayat-ayat yang berhubungan dengan kodrat kewanitaannya sa ja,mengenai apa yang
diperintahkan dan apa yang dilara ng-Nya.Itu wajar dan boleh-boleh
saja.Sepanjang itu un tuk menambah pengetahuan dan menambah ketaatan nya,hal
itu sudah termasuk ibadah bagi seorang wanita.
Wajib hukumnya bagi wanita,untuk mengetahui
perintah dan larangan yang ada dalam Al-Qur`an.Sebab tanpa me ngetahuinya,mana
mungkin dirinya bisa menggantungkan hatinya terhadap Allah,dan mana mungkin
seorang wani ta bisa mencintai-Nya ?.
Padahal syarat mutlak seorang wanita,untuk menjadi
wa nita yang bisa menjadi surga,dia harus terlebih dahulu ber diri diatas
hukum-hukum Allah.Tidak melanggarnya dan ti dak pula mengadakan
penentangan.Ya..penentangan ter hadap hukum-hukum yang tidak sesuai dengan
kehendak hatinya,lalu disesuaikan dengan keadaan hidupnya deng an hukum Allah
dan Rasul-Nya.Atau menjadikan yang ha ram dipaksa-paksakan menjadi kelihatan
halal,menurut kehendak nafsunya sendiri.
Pada hakikatnya,wanita mulia tidaklah dipandang
dari se gi kesempurnaan bentuk fisiknya,kekayaan harta yang di
milikinya,kemuliaan nasab keturunannya,pangkat jabatan tinggi yang dimilikinya
atau pengaruh kewibawaan yang dipunyainya.Namun kemuliaan wanita sejak zaman
dahu lu kala,sejak zaman nabi Adam,zaman kehidupan Rasulul lah SAW hingga
sekarang,tetap dipandang,sampai seja uh mana dia memegang prinsip-prinsip Islam
yang telah tersebut dalam Al-Qur`an,yakni ketaatannya pada perin tah dan
larangan-Nya.
Dalam hal pelanggaran,Hawa,istri nabi Adam,menjadi
hi na dan terusir dari surga bersama suaminya,karena me langgar larangan Allah
untuk tidak memakan buah khuldi. Meskipun didunia akhirnya bertaubat dan
menjadi wanita shalihah sepanjang hayatnya.Atau Hafshah istri Rasulul lah SAW
yang pernah dijatuhi talak satu,karena melang gar perintah RasulNya untuk tidak
membocorkan rahasia. Kemudian dalam soal ketaatan,ada Khaulah yang menja
disebab turunnya ayat Al-Qur`an,disebabkan ketaatannya dalam memegang prinsip
Islam,tentang keharaman istri bercampur dengan suaminya yang telah mendzihar
diri nya.Meskipun ia masih mencintai suaminya,namun ia me nahan nafsu untuk
bercinta dengannya,karena kata-kata dzihar yang telah diucapkan suaminya
menjadikan mere ka berdua tidak halal lagi berhubungan intim.Kemudian ada
Masyithah yang teguh memegang prinsip ketauhidan, hingga menemui ajalnya
dibelanga Fir`aun.Kemudian is tri-istri Rasulullah SAW dan putri-putri
beliau,seperti Zai nab,Ruqayyah,Ummu Kaltsum dan Fatimah Az-Zahra, yang juga
menjadi mulia karena begitu erat nya meme gang teguh prinsip-prinsip
Islam,dengan tidak mengabai kan perintah dan larangan-Nya.Maka tak heran jika
wani ta yang agung semacam mereka mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam jiwa
para wanita generasi berikutnya yang mengetahui keutamaan dirinya.Dalam
generasinya, wanita yang senantiasa memperhatikan perintah dan lara ngan,juga
akan disegani oleh masyarakat,baik sesama wanita maupun la ki-laki.
Khalifah Umar bin Khathab saja pernah merasa segan
terhadap seorang wanita yang menegurnya.Ceritanya; Su atu hari seorang wanita
bernama Khaulah bertemu de ngan Umar yang sedang keluar dari masjid.Ketika itu
Kha lifah Umar sedang berjalan bersama Al-Jarud.Umar yang pada waktu itu masih
menjabat Amirul Mu’minin mengu capkan salam kepadanya.Setelah menjawabnya
Khaulah berkata:“Wahai Umar,dulu akulah yang menjagamu se lagi engkau masih
bernama Umair di pasar Ukazh…. Eng kau mengembala domba dengan tongkatmu.Maka
bertak walah kepada Allah dan urusan rakyat.Ketahuilah bahwa siapa yang takut
ancaman akan didekatkan kepadanya dengan jauh,dan siapa yang takut mati,tentu
dia akan me ngkhawatirkan yang akan berlalu !”.Kemudian Al-Jarud berkata:“Hai
wanita,rupanya engkau sudah terlalu banyak berbicara kepada Amirul Mu’minin
!”.Kata Umar bin Khat hab : “Biarkan dia,tidakkah engkau tahu dia adalah Khau
lah yang perkataannya didengarkan Allah dari atas langit yang ketujuh ?....Demi
Allah ! Umar lebih berhak mende ngar perkataannya !”.
Di dalam tafsir Ibnu Katsir diterangkan,bahwa ada
se orang laki-laki yang berkata kepada Umar bin Khathab ra, karena dia melihat
bagaimana Umar menghormati dan mendengarkan dengan tekun perkataan
Khaulah:“Engkau tidak bisa menghadapi para pemuka Quraisy gara-gara wanita ini
!”.Lalu Umar berkata :“Celaka engkau,tahukah engkau siapa dia ?”.”Tidak!”jawab
laki-laki itu.Umar berka ta:“Dia adalah wanita yang gugatannya didengarkan
Allah dari langit yang tujuh.Dia adalah Khaulah binti Tsa’labah. Demi
Allah,andaikan dia tidak beranjak dari hadapanku hingga malam tiba,maka akupun
tidak beranjak dari hada pannya sampai dia mengetahui keperluannya,kecuali jika
tiba waktu shalat,maka aku akan shalat,lalu kembali lagi menemuinya hingga dia
dapat memenuhi keperluannya!”.
Ketaatan seorang wanita kepada Allah dan Rasul-Nya
pada zamannya,serta kemuliaan yang menyertainya,me mang telah menjadi catatan
sejarah kemuliaan tersendiri bagi wanita.Jika mula-mula terjadi ketidak
selarasan anta ra keinginan hati dengan ketetapan Allah,itu pun setelah Allah
menetapkan ketetapan-Nya,dia harus taat dengan penuh keikhlasan.Misalnya saja
ketika turun ayat :
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang Mu’min dan tidak (pula) bagi wanita yang
Mu’minah,apabila Allah dan Rasul -Nya telah menetapkan suatu kete tapan,akan
ada lagi mereka pilihan (yang lain) ten tang urusan mereka.Dan ba rangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya,maka se sungguhnya dia telah sesat,sesat yang
nyata.
(Q.S.Al-Ah zab : 36).
Apabila dalam hatinya ada benih-benih iman,maka
tak ada pilihan lain kecuali taat dan tunduk.Hal inilah yang pernah terjadi
pada Zainab binti Jahsyi.Baginya,ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya di atas
segala bisikan hawa nafsu,diatas belitan harapan ini dan itu atas hiasan kehi
dupan,diatas pilihan manusia.Zainab binti Jahsyi terma suk wanita yang
mempunyai ketaatan yang besar pada perintah dan larangan-Nya.Dia juga merupakan
sosok wa nita yang mengagumkan tentang bagaimana dia mengiku ti perintah Allah
dan Rasul-Nya,sebelum beliau menikahi nya,tepatnya pada waktu dia dimintai
persetujuannya un tuk di nikahkan dengan hamba sahaya Rasulullah SAW dan
kemudian dijadikan anak angkat beliau,Zaid bin Hari tsah,karena untuk tujuan
penetapan hukum syari’at,yang biasa di lihat dalam dua hal :
Untuk meniadakan jurang pemisah antara si miskin
dan si kaya,orang biasa dan bangsawan dan yang bu ruk dengan yang rupawan.Dalam
hal ini,Zainab adalah wanita cantik keturunan bangsawan Quraisy.Anak ketu runan
Abdi Syam,putri bibi Rasulullah saw.Sedangkan laki-laki yang disuruh menikah
dengannya adalah Zaid bin Haritsah,seorang budak yang kemudian diangkat menjadi
anak angkat beliau saw.Padahal yang nama nya budak tingkat kedudukannya jauh
lebih rendah da ripara bangsawan.Jurang perbedaan antara keduanya tidak dapat
ditembus dan dienyahkan kecuali dengan tindakan nyata dari Rasulullah SAW
dengan cara me nyatakannya kepada masyarakat luas. Dengan cara ini masyarakat
Muslim dapat mengambil pelajaran dan perbedaan itu pun dapat
dihapuskan,sehingga tidak ada kemulyaan dan keutamaan diantara manusia kecu ali
mereka yang benar-benar bertaqwa kepada Allah.
Menghapuskan tradisi anak angkat yang berlaku sebe
lumnya di masyarakat Jahiliyah,lewat pernikahan Rasu lullah SAW dengan
Zainab,yang sebelumnya menjadi istri anak angkat beliau,Zaid bin
Haritsah,dengan me nghadirkan bukti yang praktis dan nyata bahwa andai kan Zaid
adalah benar-benar anak beliau tentunya per nikahan beliau dengan Zainab tidak
akan terjadi kecu ali dengan perintah Allah,yang dinyatakan di dalam Al-Qur’an.
Untuk mewujudkan dua ketetapan hukum syari’at
secara praktis di lingkup rumah tangga Nabawy ini,ternyata pili han jatuh
kepada Zainab,putri bibi Rasulullah saw agar se mua manusia dapat mengambil
pelajaran dengan jiwa yang tenang,tunduk dan patuh kepada perintah Allah dan
Rasul-Nya.Saat Rasulullah saw menunjuk Zainab untuk menikah dengan Zaid bin
Haritsah,sebenarnya Zainab ti dak mau.Dan dia berkata kepada Rasulullah:“Wahai
Ra sulullah,aku tidak mau menikah dengannya,sebab aku adalah putri anak
keturunan Abdi Syams !”.Maka dengan tenang dan penuh kasih sayang Rasulullah
bersabda ke padanya :“Menikahlah dengannya !”.
Dengan turunnya ayat tersebut akhirnya Zainab
menyetu jui atas perkawinannya dengan Zaid bin Haritsah.Dan se ketika itu pula
Zainab menjadi ridha terhadap perin tah Allah dan Rasul-Nya.Ia pun berkata
:“Kalau begitu aku ti dak akan mendurhakai Allah dan Rasul-Nya !”.
Meskipun pada akhirnya rumah tangga Zainab de ngan
Zaid bin Haritsah kandas ditengah jalan,namun pada awalnya,ada usaha dari
Zainab untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya,dengan sangat memperhatikan
perintah dan larangan-Nya.Pada akhirnya,setelah jadi janda,ia dini kahi oleh
Rasulullah saw,sebagai awal pendobragan sis tem Tabbani yang tidak
disetujui Allah.
Seakan-akan Allah memberikan imbalan kepada Zai
nab atas ketaatan yang utuh kepada Allah dan Rasul-Nya, karena dia ridha
terhadap ketetapan Allah dan Rasul-Nya yaitu untuk menikah dengan Zaid,orang
yang sebenarnya tidak ia sukai.Akhirnya dia hidup bersama Rasulullah saw untuk
mengarungi bahtera rumah tangga.Istri Rasulullah saw yang satu ini mempunyai
kelebihan diantara istri-istri nya yang lain,yaitu karena ketaatannya atas
perintah Allah dan Rasul-Nya,hingga diabadikan dalam Al-Qur’an yang senantiasa
dibaca oleh orang-orang Muslim hingga hari ki amat.Zainab mendapat derajat yang
mulia ini,yang dilimpahkan Allah kepadanya.Karena itu dia membangga kan diri
terhadap istri-istri Rasulullah yang lain,dengan berkata :“ Kalian dinikahkan
keluarga kalian,sedangkan aku dinikah kan Allah SWT dari atas langit yang utuh.
Oleh sebab itu kesucian wanita akan
terpancar dengan kedekatannya dengan Rabb-Nya.Wanita dengan kesuci an rohaninya
akan selalu memperhatikan perintah dan la rangan Allah SWT.Karena dengan adanya
perintah dan larangan itu,sebenarnya Allah hanya hendak mengangkat kemuliaan
wanita-wanita yang memperhatikannya.Kemu liaan dan derajat seorang wanita tidak
akan datang begitu saja,melainkan melalui sebuah proses.Dalam hal ini ada lah
proses ketaatan dan ketawadlu`an yang dalam dan terarah.Jika ia bisa melalui
proses itu dengan kesabaran dan mengambil hikmahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar